Powered By Blogger

12 October 2011

LURUSKANLAH HATIKU TUHAN





Ya Allah....
Dengan berkat Nabi mu dan berkat guru ku
Luruskanlah hatiku agar agamaku lurus
Betulkanlah hatiku agar ku ikhlas selalu
Tetapkanlah hatiku agar ku tak tergugat dengan ujian yang menimpa


Ya Allah Tuhan yang mencipta hati
Bersihkanlah hati ku
Agar mazmumahku tidak merosakkan
Agama ku dan juga tidak merosakkan kehidupan orang lain
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati
Kuatkanlah hatiku agar keyakinanku tak berubah
supaya aku sentiasa tabah


Tuhan....
Engkau rasakanlah hatiku sentiasa bersamamu
Supaya aku rasa ada kawan melindungku
Agar aku tak rasa sepi di dalam hidup ku
Aku merasa malu melanggar perintah
Dan aku sentiasa siap-siaga menunaikan suruhanmu


Ya Allah Tuhan yang menjaga hati baikilah hatiku
Agar seluruh hidupku menjadi baik
Supaya tidak khianat dan tidak hasad dan tidak berdendam sesama manusia


Tuhan....
Limpahkanlah ke dalam hatiku ilmu dan hikmah
Hingga aku dapat menyuluh hati dan menyuluh kehidupanku
Supaya lahir batinku bersyariat
Agar lahir batinku menjadi taat
Tuhan aku harap engkau kabulkanlah doaku ini............


‎___Taqwa___

Yang miskin jangan bersedih
Dan jangan sesali diri
Yang kaya janganlah bangga
Jangan membusungkan dada


Darjat manusia di sisi Tuhannya
Bukan karena hartanyaDerajat manusia di sisi Tuhannya
Hanya karena taqwanya

Dari itu bertaqwalah
Dalam hidup yang tak punya
Dari itu bertaqwalah
Dalam hidup yang berharta

Firman Tuhan di dalam kitab suci-Nya Alqur'an
Miskin dan kaya itu sama
Sesungguhnya keduanya itu hanya ujian
Bagi orang-orang beriman

Mampukah si miskin menjalani penderitaan
Berimankah dia di dalam kekurangan
Mampukah si kaya mengendalikan hawa nafsunya
Berimankah dia di dalam kelebihan




19 July 2011

muslimah ideal



♫ Manis mukanya bukannya 'mengada-ngada',
♫ Lembut orangnya bukannya lembik,
♫ Tegas dirinya bukannya garang,
♫ Berhujah dengan fikrah bukannya berkeras kepala,
♫ Tetap pendiriannya bukannya tidak menerima pandangan sekelilingnya,
♫ Berlapang dada jiwanya bukannya menerima maklumat lalu telan tanpa tanda tanya.

HIDUP DAMAI dengan PUASA




Sahabat Ana... 
Kedamaian hanya didapat dengan menjadi orang yang bertaqwa. Dan ketaqwaan akan didapat dengan berpuasa di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu wa Ta’aa  menetapkan dalam Al-Quran:

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”(QS al-Baqarah [2]: 183).

Secara sederhana, taqwa didefinisikan sebagai perasaan takut kepada Allah Swt. Rasa takut ini kemudian terejawantahkan dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Karena itu, bisa ditegaskan bahwa ciri atau indikator umum dari orang yang bertakwa bisa diamati dari sikap dan perilakakunya, yaitu meninggalkan segala larangan-Nya dan melaksanakan semua perintah-Nya. 

Dan lebih spesifik sifat orang orang yang bertaqwa dan ciri-cirinya dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 133-136 :
  1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
  2. Orang-orang yang menahan amarahnya,
  3. Orang-orang yang mema`afkan (kesalahan) orang lain,
  4. Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri (berbuat dosa), mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya itu, sedang mereka mengetahui.

Ciri-ciri tersebut di atas merupakan wujud lahir ketakwaan seseorang dan merupakan wujud KEDAMAIAN seseorang.

1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
Sifat suka berinfaq akan melahirkan sifat empati dan kepedulian. Bergetar jiwanya kalau melihat penderitaan orang lain, dan tidak ada kata berpangku tangan melihat sesama saudaranya menderita/teraniaya, walaupun harta mereka pun  ‘sempit’ untuk memenhi kebutuhannya . Mereka berbuat demikian karena sudah terbiasa berpuasa, merasakan lapar dan haus sepanjang hari.

"Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah SWT akan menutupi aibnya di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang menghilangkan sebagian kesulitan seseorang, niscaya Allah akan menghilangkan baginya kesulitan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang selalu menolong kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan menolong kebutuhannya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi.)

Tiada kedamaian jiwa dan kebahagiaan yang lebih kecuali kita bisa membahagiakan orang lain, sehingga orang lain yang ada disekelilingnya pasti akan merasakan kebahagiaan pula dekat dengannya dan akan membantunya bila ditimpa kesusahan, saling tolong-menolong seperti satu tubuh yang satu.

2. Orang-orang yang menahan amarahnya.
Marah itu menguras energi dan membuat hati tidak tenang dan akan menyesal sesudahnya. Orang yang mudah marah juga akan mempunyai teman yang sedikit dan dijauhi teman-temannya . Rasulullah SAW bersabda tentang marah: 

"Sesungguhnya marah itu berasal dari syetan, dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, sedangkan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, apabila seseorang dari kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu " (HR Abu Dawud).

Dengan terbiasa berpuasa dengan benar, maka dia akan mudah menahan amarahnya.

3. Orang-orang yang mema`afkan (kesalahan) orang lain.
Orang yang pendendam hatinya tidak akan menemukan kedamaian, dan dia hanya akan menumpuk kemarahan dan musuh. Orang yang mudah memaafkan akan damai karena semua masalah dianggap tidak ada masalah dan dia tidak menyimpan masalah berlama-lama karena cepat memaafkannya. Dan orang demikian akan menjadikan dia mempuanyai teman baik yang banyak.

Memaafkan butuh kematangan diri dan kecakapan spiritual. Kematangan diri hanya bisa didapatkan melalui keterbukaan hati dan pikiran akan segala pengalaman hidup yang dialami. Sementara kecakapan spiritual hanya bisa diperoleh ketika telah memiliki rasa penghambaan yang  tinggi hanya kepada Allah SWT semata. Dan itu semua dapat dicapai dengan berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan benar. Bukan hanya memaafkan, bahkan orang yang bertaqwa akan membalas kejahatan dengan kebaikan karena Allah SWT.

    ''Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)   dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan   antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat  setia.'' (QS Fushshilat [41]: 34).

4. Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri (berbuat dosa), mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya itu, sedang mereka mengetahui.

Orang yang bertaqwa bukan berarti tidak pernah berbuat dosa, karena manusia itu tempat lupa dan salah. Sehingga orang yang bertaqwa apabila berbuat dosa, dia ingat Allah Yang Maha Melihat, Maha Pengampun dan Yang Maha Keras Siksanya, sehingga dia mohon Ampun kepada Allah dan tidak terus menerus dalam perbuatan  dosa tersebut.

Orang yang berpuasa sudah dididik untuk meninggalkan yang halal pada bulan-bulan lain tetapi di bulan Ramadhan diharamkan pada siang harinya yaitu makan, minum dan berhubungan dengan suami/isteri. Sehingga dengan sesuatu yang diharamkan Allah SWT, niscaya akan selalu menjauhinya. Sehingga orang yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menumpuk-numpuk dosa dan kesalahan, sehingga jiwanya damai.

Sebaliknya orang yang banyak berbuat maksiat dan dosa, mereka akan selalu merasa gundah dan gelisah dan mempunyai penghidupan yang sempit.

“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS Thaha : 124)

Orang yang banyak berdosa dan tidak cepat memohon ampunan Allah serta tidak berhenti dari perbuatan dosa juga akan merasakan  keterasingan dan kesenjangan dari Allah SWT. Keterasingan ini menghilangkan kenikmatan dan kebahagiaan dalam hidup. Harta dan anak tidak lagi menjadi nikmat. Kemapanan materi tidak bisa mengalahkan besarnya derita yang timbulkan karena rasa keterasingan dari Allah SWT. tersebut. Rasa keterasingan ini memiliki beberapa dampak diantaranya:
  1. Hilangnya rasa percaya terhadap janji Allah SWT, sehingga semakin senang berbuat dosa dan malas berbuat kebaikan dan beribadah.
  2. Tidak bisa husnuzhan dengan Allah SWT, sehingga selalu berpikir negative kepada Allah dan kepada orang lain. Padahal kedamaian akan didapat bila kita selalu berpikr positif.

Sahabat Hikmah...
Semoga puasa Ramadhan nanti menjadi UNIVERSITAS KEHIDUPAN kita, sehingga kita layak mendapatkan IJAZAH TAQWA dan akan menjadikan hidup kita DAMAI di dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.
Wallahu a'lam bishshowab



ungu-tercipta untukku

09 July 2011

KEBURUKAN TIDUR SELEPAS SUBUH & ASAR


Sabda Nabi:
Maksudnya:berpagi-pagilah(subuh)dalam mencari rezeki,sesungguhnya berpagi-pagi itu adalah keberkatan dan kejayaan.(riwayat oleh at-Tabarani dalam al-Awsath)
Abdullah Ibnu Abbas (Ibnu Abbas) telah melihat anaknya tidur diwaktu Subuh. Maka dikatakan kepada anaknya:
“Bangun! Apakah kamu tidur diwaktu rezeki dibahagi-bahagikan?
Di dalam riwayat lain pula,sebagaimana yang diriwayatkan oleh ashab as-Sunan yg empat dan Ibn Hibban dalam Sohihnya, Nabi melewati anaknya Fatimah radiallah anha yang sedang berbaring pada waktu Subuh, maka Baginda bersabda:
Wahai anakku, bangunlah dan hadaplah rezeki Tuhanmu, dan janganlah engkau jadi dari kalangan org yang lalai, sesungguhnya Allah membahagikan rezeki manusia di antara terbit fajar hingga terbit matahari.’ (Diriwayatkan al-Baihaqi)
maka dengan sebab ini para fuqaha menetapkan hukum makruh tidur selepas subuh.
‘Dimakruhkan tidurmu -wahai mukallaf- selepas solat Subuh, kerana waktu itu adalah waktu mencari rezeki dan berusaha (syara’ dan ‘uruf) di sisi org yg beraqal.’(dinukilkan oleh Imam as-Safarini)
Hukum Tidur Selepas Waktu Asar :
Dalam kitab Miskatul Masabih ada disebutkan:
Tidur sedikit di waktu tengahari tidaklah dikeji. Rasulullah S.A.W ada juga melakukannya. Ini dapat mengimbangi kekuatan tubuh badan setelah bertahajud di malam hari.
Ibn Qaiyim menambah:
“Tidur di siang hari amat dikeji kerana ia akan mewarisi penyakit kebengkakkan (muka kelihatan sembab dan tidak bercahaya) malapetaka, merosakkan warna kulit, menimbulkan penyakit radang limpa, melemahkan urat saraf dan melemahkan syahwat. Sekeji-keji tidur ialah ketika awal hari (matahari terbit) dan terlebih keji lagi ialah tidur di akhir siang hari (selepas Asar).”
Setengah ulama mengatakan:
“Sesiapa yang tidur selepas Asar sehingga terganggu kewarasannya maka janganlah ia mencaci selain daripada dirinya sendiri.